Jumat, 16 April 2010

Privatisasi dalam Lanskap Kebijakan Publik

Oleh: Roziq M. Kaelani

Dirunut dari pespektif historis, kebijakan privatisasi merupakan anti-tesis dari kebijakan nasionalisasi. Perkembangan nasionalisasi yang berkembang pada dekade 1930-an tidak terlepas dari pengaruh paham komunis yang dianut oleh sebagian besar negara. Pada saat itu adalah juga masa kejayaan Keynesianisme, sebuah aliran ilmu ekonomi yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes. Keynesian dianggap berjasa dalam memecahkan masalah Depresi besar tahun 1929-1930. Terutama setelah diadopsi oleh Presiden Roosevelt dengan program "New-Deal" maupun Marshall Plan untuk membangun kembali Eropa setelah Perang Dunia ke-II, maka Keynesian resmi menjadi mainstream ekonomi. Bahkan Bank Dunia dan IMF kala itu terkenal sebagai si kembar Keynesianis, karena mempraktekkan semua resep Keynesian. Dasar pokok dari ajaran Keynes adalah kepercayaannya pada intervensi negara ke dalam kehidupan ekonomi. Menurutnya, kebijakan ekonomi haruslah mengikis pengangguran sehingga tercipta tenaga kerja penuh (full employment) serta adanya pemerataan yang lebih besar. Dalam bukunya yang terkenal di tahun 1926 berjudul “The End of Laissez-Faire”, Keynes menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kepentingan individual yang selalu tidak sejalan dengan kepentingan umum. Katanya, “Sama sekali tidak akurat untuk menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip ekonomi politik, bahwa kepentingan perorangan yang paling pintar sekalipun akan selalu bersesuaian dengan kepentingan umum”. Keynesianisme masih tetap menjadi dominant economy sampai tahun 1970-an. Shepperd (1991) memberikan penjelasan mengenai transmisi munculnya perusahaan negara yaitu:

Link Download File Penuh:

Note:
Bila link file tidak tersedia silahkan hubungi netskit@gmail.com

Senin, 12 April 2010

BUDAYA PERUSAHAAN VS BUDAYA INDIVIDU

Oleh: Nitis Yuli Waskito


Dalam sebuah organisasi, anggota organisasi tentunya berasal dari latar belakang dan perilaku yang berbeda-beda. Karena individu anggota organisasi berasal dari latar belakang dan perilaku yang berbeda-beda, mampukan mereka bersatu dan berupaya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi?
Dari dasar pemikiran tersebutlah, tulisan ini diulas. Tulisan ini akan memaparkan bagaimana peran individu dalam sebuah organisasi, terutama bagaimana budaya individu yang berbeda-beda bersatu untuk mencapai tujuan organiasi dengan budaya yang ada dalam organisasi tersebut sehingga budaya atau perilaku individu mencerminkan budaya organisasi.

Key words:Budaya, budaya organisasi, cultur builder, role model

Download File Penuh

Note:
Bila link download tidak tersedia, silahkan kirim email ke netskit@gmail.com

Selasa, 06 April 2010

Job Design from an Alternative Perspective

Paula W. Potter
Western Kentucky University


Abstract

The purpose of this paper is to explore a theoretical aspect of job design in a way that departs from the dominant paradigm. The functionalist perspective is regarded as the dominant paradigm in the study of organizations (Burrell & Morgan, 1979). Scientists working within the functionalist framework, in their effort to predict and control, rely on the scientific method for analysis and explanation of phenomenon. An alternative manner of analysis may help researchers gain a better understanding of job design from the standpoint of the participant. One alternative way to look at job design is from the interpretivist perspective that constitutes the focus of this paper. First, job design is defined from the functionalist perspective. Next we will turn to the interpretivist perspective for suggestions on analysis of job design. The paper then includes theorization about job design from the interpretivist perspective. Following the theorization are excerpts from journal articles that represent suggestions for analysis of job design from the interpretivist perspective.

Key Words: Job design, analysis, interpretivist, functionalist

Link Download File penuh:

Note:

Bila link download tidak tersedia, silahkan kirim email ke netskit@gmail.com