Jumat, 05 Oktober 2012

Metode Skoring .................



METODE SKORING SEBAGAI PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SUKSESI JABATAN DI PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
Oleh: Nitis Yuli Waskito


Pergantian pejabat struktural atau suksesi jabatan adalah hal yang lumrah dan rutin terjadi di suatu organisasi. Suksesi jabatan bertujuan untuk memastikan bahwa strategi perusahaan diimplementasikan secara berkesinambungan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan.

Untuk mempermudah mengidentifikasi dan mempercepat pelaksanaan di PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan sesuai kewenangannya dan sebatas dalam hal menentukan calon pemangku jabatan, bukan secara umum kaitannya dengan Talent Management, dibuatlah Metode Skoring sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan dalam Suksesi Jabatan ini.

Dalam mengidentifikasi pegawai-pegawai internal yang mempunyai potensi tinggi dan dianggap mampu kami menetapkan kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh pegawai. Kriteria-kriteria tersebut antara lain: Grade, Kriteria talenta, Masa jabatan, Pendidikan, Hasil mapping dan riwayat kepegawaian/pengalaman.


Rabu, 16 Mei 2012

OPI PLN - Lean Operation

Udara perubahan untuk perbaikan di PLN semakin menerpa dengan pasti, upaya-upaya untuk mempermulus perbaikan tersebut dilaksanakan secara terus menerus dan mencakup semua unit. Setelah PLTGU Cilegon, sebagai pilot project pertama dan dilanjutkan dengan Jawa-Bali, beberapa minggu yang lalu, Indonesia Timur dan Indonesia Barat mendapat giliran untuk memperoleh pencerahan, acara tersebut adalah Boot Camp 1.

Boot Camp adalah istilah dalam penerapan Operational Performance Improvement dan lebih familiar dikenal sebagai OPI. Salah satu materi yang disampaikan dalam BootCamp 1 OPI adalah tentang Lean Operation. Lean Operation adalah prinsip-prinsip operasi yang diterapkan di Toyota, Lean Manufacturing bertujuan untuk mengidentifikasi dan kemudian menghilangkan limbah untuk meningkatkan kinerja bisnis.


Berdasar pada keinginan untuk berbagi dan berharap percepatan perbaikan di tubuh PLN, maka saya ingin membaginya lewat blog ini secara bertahap.
Download filenya di:

Note:
Bila link file tidak tersedia silahkan hubungi netskit@gmail.com

Jumat, 16 April 2010

Privatisasi dalam Lanskap Kebijakan Publik

Oleh: Roziq M. Kaelani

Dirunut dari pespektif historis, kebijakan privatisasi merupakan anti-tesis dari kebijakan nasionalisasi. Perkembangan nasionalisasi yang berkembang pada dekade 1930-an tidak terlepas dari pengaruh paham komunis yang dianut oleh sebagian besar negara. Pada saat itu adalah juga masa kejayaan Keynesianisme, sebuah aliran ilmu ekonomi yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes. Keynesian dianggap berjasa dalam memecahkan masalah Depresi besar tahun 1929-1930. Terutama setelah diadopsi oleh Presiden Roosevelt dengan program "New-Deal" maupun Marshall Plan untuk membangun kembali Eropa setelah Perang Dunia ke-II, maka Keynesian resmi menjadi mainstream ekonomi. Bahkan Bank Dunia dan IMF kala itu terkenal sebagai si kembar Keynesianis, karena mempraktekkan semua resep Keynesian. Dasar pokok dari ajaran Keynes adalah kepercayaannya pada intervensi negara ke dalam kehidupan ekonomi. Menurutnya, kebijakan ekonomi haruslah mengikis pengangguran sehingga tercipta tenaga kerja penuh (full employment) serta adanya pemerataan yang lebih besar. Dalam bukunya yang terkenal di tahun 1926 berjudul “The End of Laissez-Faire”, Keynes menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kepentingan individual yang selalu tidak sejalan dengan kepentingan umum. Katanya, “Sama sekali tidak akurat untuk menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip ekonomi politik, bahwa kepentingan perorangan yang paling pintar sekalipun akan selalu bersesuaian dengan kepentingan umum”. Keynesianisme masih tetap menjadi dominant economy sampai tahun 1970-an. Shepperd (1991) memberikan penjelasan mengenai transmisi munculnya perusahaan negara yaitu:

Link Download File Penuh:

Note:
Bila link file tidak tersedia silahkan hubungi netskit@gmail.com